ALKHAIRAAT dan MOMENTUM HIJIRIYAH (Refleksi Rapimnas Alkhairaat 2023 di Gorontalo)

713
0

Oleh : Muchlis S. Huntua, S.Ag, M.Si
(Abna / Alumni Alkhairaat Gorontalo, saat ini menjabat Ketua Senat & Plt. Warek 1 Universitas NU Gorontalo)

GORONTALO (barometernewsgo.com)-Pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Alkhairaat yang berlangsung di Asrama Haji Gorontalo dari tanggal 19-21 Juli 2023, merupakan momentum yang sangat tepat bagi Perguruan Alkhairaat dalam menentukan arah masa depan Alkhairaat melalui upaya dan semangat merumuskan dan menghasilkan berbagai keputusan, kesepakatan dan rekomendasi penting dan strategis bagi eksistensi perguruan Alkhairaat di satu sisi dan peningkatan kualitas pengajaran di sisi yang lain.

Semua itu bermuara pada latar belakang pemikiran strategis, bahwa sebagai salah satu institusi pendidikan, maka Alkhairaat sebagaimana lembaga pendidikan lainnya, juga menghadapi tantangan masa depan yang sudah pasti tidaklah mudah.

Yang menjadi spirit lainnya, adalah terkait dengan pelaksanaan Rapimnas Alkhairaat ini yang bertepatan dengan momentum tahun baru Islam 1445 Hijriyah.

Paling tidak, melalui semangat Hijriyah ini, tercetus sebuah tekad dan komitmen yang menjadi landasan dalam menyatukan derap langkah kebersamaan membangun perguruan Alkhairaat secara progresif.

Momentum hijriyah memang fenomenal jika kita kaitkan dengan agenda Rapimnas kali ini karena bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah dimana mengandung maksud bahwa agenda nasional ini tidaklah lepas dari spirit “berhijrah”, baik itu hijrah dalam makna “hijratun nafsiah” dan “hijratul amaliyah”. Adapun makna yang dimaksud adalah perpindahan secara spiritual dan intelektual, perpindahan dari kebodohan kepada peningkatan iman dan ilmu pengetahuan.

Makna penting dalam Hijrah adalah adanya proses transformasi dari kegelapan menuju peradaban yang tercerahkan. Hijrah bisa juga dimaknai sebagai transformasi menuju peningkatan kesejahteraan sebuah elemen masyarakat. Selain itu, hijrah mengandung makna pemisah antara kebenaran dan kebatilan.

Jika mencermati tema Rapimnas Alkhairaat sangatlah tepat yang bertajuk; “Reorientasi dan Sinergitas Menuju Alkhairaat Progresif, Kuat dan Mandiri”, maka sesungguhnya terbersit sebuah tekad yang kuat untuk melahirkan dan mencetuskan ide gagasan baru, terobosan baru, langkah baru yang kongkrit agar Alkhairaat ke depan semakin progresif, kuat dan mandiri.

Reorientasi Alkhairaat ke depan dapat dimaknai sebagai bentuk ikhtiar untuk berhijrah secara spritual (iman) ke Intelektual melalui peningkatan ilmu pengetahuan dalam mengaktualisasikan kembali kiprah, peran dan keberadaan Alkhairaat sebagai perguruan Islam yang telah banyak mengorbitkan santri-santri yang hebat, unggul dan berdaya saing.

Hingga saat ini boleh disebut, Alkhairaat tidak saja telah memiliki kontribusi yang besar dalam mengorbitkan Sumber Daya Insani (human research development’), khususnya di Pulau Sulawesi dan sekitarnya, tapi juga telah memainkan peran strategis dalam gerakan dakwah, pembinaan dan pemberdayaan ummat.

Reorientasi Alkhairaat dapat pula dimaknai sebagai sebuah gagasan untuk menentukan arah pergerakan Alkhairaat yang lebih luas dan dapat menyentuh kepentingan dan masa depan ummat Islam.

Bahkan boleh disebut, Alkhairaat ke depan diharapkan dapat menjadi pelopor lokomotif gerakan dakwah dan syiar Islam di kawasan regional di Sulawesi secara nasional menjadi oase bagi kegersangan akidah Islamiah yang nantinya akan terus eksis dan berkontribusi dalam mewujudkan tatanan masyarakat indonesia yang berakhlakul karimah melalui gerakan amar ma’ruf nahyi munkar.

Reorientasi kiprah dan gerakan Alkhairaat ini sekaligus dapat merumuskan strategi dalam menghadapi tantangan perubahan zaman yang terus mengalami pergeseran, terutama akibat perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat.

Oleh karena itu, Alkhairaat sebagai sebuah organisasi dan perguruan Islam yang telah banyak melahirkan santri-santri yang telah berkiprah dan bertebaran di berbagai daerah di Indonesia, sejatinya dapat memperluas jaringan ke daerah-daerah lainnya secara terencana dan terarah guna memudahkan generasi muda dalam mengakses pendidikan di Alkhairaat sekaligus memperluas gerakan dakwah dan syiar Islam ke seluruh Nusantara.

Tantangan lainnya, sangat terkait erat dengan kualitas pengajaran di Alkhairaat dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendiri Alkhairaat sembari terus berinovasi dengan menerapkan konsep dan metode yang adaptatif dengan perkembangan serta tuntutan zaman yang setiap saat terus berkembang.

Dalam kerangka memanifestasikan semangat mewujudkan perguruan Alkhairaat yang progresif, kuat dan mandiri itulah, maka diperlukan sinergitas sebagaimana yang menjadi tema Rapimnas tahun 2023 ini, menjadi prasyarat mutlak dalam menentukan arah Alkhairaat ke depan.

Sinergitas dapat dimaknai sebagai upaya dan komitmen dalam menjaga kebersamaan dan iklim pergerakan yang harmoni demi arah pengembangan Alkhairaat yang progresif.

Sinergitas juga dapat dimanifestasikan secara lebih luas melalui kolaborasi dengan berbagai potensi dan kekuatan yang telah ada selama ini dikembangkan di tengah masyarakat.

Sebagai Perguruan yang telah cukup lama mendedikasikan perannya di tengah-tengah umat sejak tahun 1930, Alkhairaat tidak hanya memiliki seperangkat pengalaman yang luas, tapi juga sangat berpotensi karena pamornya yang sudah teruji dan terpercaya di tataran regional dan nasional, bahkan internasional.

Oleh karena itu, melalui Rapimnas tahun 2023 yang telah digelar di Asrama Haji Gorontalo, jika kita kaitkan dengan semangat hijriyah maka paling tidak melahirkan pemikiran-pemikiran cerdas dibungkus dalam sebuah konsep, yakni bagaimana membangun kebersamaan keluarga besar Alkhairaat dalam melakukan penguatan internal juga eksternal dan dikemas dalam manajeman modern profesional, diantaranya ada beberapa hal berkembang dalam perhelatan nasional ini, sebagai berikut:

Pertama: Membangun Kelembagaan Pendidikan dan Dakwah.
Misi yang diamanahkan oleh Pendiri Alkhairaat H.S Idrus Bin Salim Aljufri lebih mengarah pada bidang Pendidikan, Dakwah dan Sosial Budaya. Dimasa hidupnya beliau Guru Tua, telah ada lembaga yang konsen dalam pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan keagamaan, kesusteraan (adab). Para Santri, Abna dan Alumni Alkhairaat dengan konsep pendidikan dan dakwah bukan saja dapat melakukan perubahan perilaku manusia, akan tetapi lebih dari itu memberi kemampuan merubah lingkungannya menjadi sumber kehidupan. Pemikir dunia Yusuf Al Qaradhawi, berkata “Pendidikan adalah mendidik manusia seutuhnya, meliputi akal, hati, rohani dan jasmani, serta akhlaq dan skill ketrampilannya. Intinya Pendidikan dan dakwah, melahirkan generasi memiliki kualitas pengetahuan seorang pendidik, mempunyai kemampuan berdakwah dan berakhlaqul karimah, sehingga sangat perlu dilakukan penataan kelembagaan pendidikan Alkhairaat ini secara mandiri, manajeman modern, lebih terbuka dan profesional.

Kedua: Membangun Potensi Ekonomi Produktif.
Salah satu faktor yang dapat dijadikan indikator bagi perkembangan suatu organisasi adalah keadaan perekonomiannya. Membangun kekuatan ekonomi penting menjadi prioritas agar Alkhairaat bisa naik kelas menjadi golongan yang ‘tangan di atas’ tidak dianggap sebagai golongan ‘tangan di bawah’. Upaya ini antara lain dapat direalisasikan dengan mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi kuat sehingga menjadi gerakan ekonomi berskala besar dan tangguh. Hal ini sangat penting, mengingat potensi dan kekuatan Alkhairaat tersebar di Nusantara, oleh karenanya sebagai sebuah organisasi sosial dan kemasyarakatan yang menitik beratkan kegiatannya pada pendidikan dan dakwah, maka Alkhairaat harus senantiasa berupaya meningkatkan peran sumber daya manusia dilingkungan belajar mengajar yang serasi dan lebih terarah. Lahirnya konsep ekonomi produktif melalui Badan Usaha Milik Alkhairaat (BUMA), dimana organisasi Perhimpunan Alkhairaat akan berfungsi menjadi saluran kegiatan produktif yang dapat mengakomodir potensi dan sentra ekonomi berupa tumbuhnya berbagai unit usaha ekonomi produktif yang dapat menjangkau seluruh wilayah yang menjadi pengembangan misi Alkhairaat.

Ketiga: Melakukan Transformasi Informasi Berbasis digital.
Konsep dan program Transformasi Informasi ini adalah sebagai salah satu strategis yang adaptatif terhadap tuntutan perkembangan zaman. hal ini dapat dilakukan dengan membangun sistem perangkat teknologi informasi yang dapat dioperasikan dan diakses terbuka langsung oleh Pengurus Alkhairaat disemua level tingkatan, termasuk kaitannya dalam pengelolaan secara modern madrasah dan perguruan tinggi, pelayanan umum dengan memaksimalkan sistem data base baik pendidikan, perwakafan, kelembagaan organisasi, dan terakhir adalah mengembangkan sistem multimerdia untuk menyalurkan bakat minat abnaulkhairaat/alumninya dalam pemanfaatan teknologi internet bagi pengembangan akses pasar dan membuka peluang informasi bisnis.

Diakhir tulisan ini saya mengutip isi bait perkataan beliau Guru Tua: Alkhairaat membawa kemakmuran dan kejayaan bagi yang ingin maju menggapai masa depan.

Semoga Allah memberkati, pasca perhelatan nasional Rapimnas Alkhiaraat tahun ini, dengan semangat hijriyah, keluarga besar Alkhairaat dengan segala potensinya akan terus memainkan peran strategis dalam melahirkan generasi-generasi Indonesia yang unggul dan berdaya saing yang menguasai landasan iman dan takwa serta ilmu pengetahuan tekhnologi.(***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here