GORONTALO (barometernewsgo.com)-Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo mengatakan, malam Tumbilotohe merupakan tradisi budaya masyarakat Gorontalo yang sudah berabad-abad lamanya terus dijaga dan dilestarikan secara turun-temurun.
Menurutnya, tradisi malam Tumbilotohe merupakan salah satu ikon budaya warisan leluhur Gorontalo yang patut dilestarikan, karena mengandung nilai-nilai yang sarat dengan pesan-pesan religi dan spiritualitas umat Islam.
Hal itu dikemukakan Bupati Prof. Nelson Pomalingo saat membuka semarak Tumbilotohe malam pertama, di Yiladia Rumah Dinas jabatan Bupati Gorontalo di Limboto, Sabtu (7/4).
Kegiatan diawali dengan doa, buka puasa bersama, Shalat Maghrib, dan menyalakan lampu minyak di “Alikusu” tepat di pintu masuk Yiladia yang terbuat dari bambu kuning yang dihiasi dengan janur kuning, tanaman polohungo, pohon jagung serta tebu.
Didampingi Ketua TP-PKK Prof. Fory Armin Naway, Sekda Roni Sampir dan para pemangku adat, Bupati Nelson secara simbolis menyalakan lampu botol yang diikuti para pemangku adat dan Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo, dengan menggunakan obor yang juga diikuti oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo Fory Armin Naway.
Pada kesempatan itu, Bupati Nelson Pomalingo lebih lanjut menjelaskan, malam Pasang Lampu atau tumbilotohe, merupakan salah satu tradisi turun temurun masyarakat Gorontalo yang dilaksanakan setiap tanggal 27 hingga malam ke-29 Ramadan.
Bupati Nelson juga menyentil, bahwa malam Tumbilotohe kali ini merupakan yang terakhir dalam masa jabatannya sebagai Bupati Gorontalo.
Di bagian lain, Deklarator Provinsi Gorontalo ini berharap ibadah puasa kali ini dapat menjadi momentum bagi umat Islam untuk menjadi manusia baru yang kembali menjadi fitri atau suci setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa guna menggapai rahmat,maghfirah dan pengampunanNya.(BMW-4)