Thariq : Pentingnya Nilai Adat dan Ahlak di Tubuh Pemimpin

751
0

GORUT CERIA (barometernewsgo.com)- Wakil Bupati Gorut Thariq Modanggu Jum’at 20/3 di daulat menjadi Pemateri pada Bimbingan Tekhnis ( Bimtek ) kepala Desa yang di prakarsai oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMdes) tingkat kabupaten. bertempat di Amaris Hotel Kota Gorontalo.

Bimtek yang memiliki Tema Peningkatan kapasitas kepala desa ini, resmi di buka pada tanggal 18 Maret oleh Bupati Indra Yasin bersama Kadis PMD, Kominfo, Inspektorat, Ombudsman, utusan Kemenkumham dan jajaran terkait.

Sehingga kehadiran orang nomor dua di Gorut ini menjadi penghujung agenda itu, karena selain menutup acara Bimtek, sekaligus memberikan Materi “Peran Adat di Tubuh Pemerintah Desa dan sejarah Ta uda’a ” serta pentingnya ahlak seorang kepala Desa.

Di hadapan peserta ( Kades ) Mantan ketua KPK Gorut itu mengingatkan bahwa dalam sejarah sebelum kedatangan Belanda di Gorontalo, daerah ini masuk dalam 19 wilayah adat secara Nasional yang dulu di kenal dengan Nusantara.

Sebelum penjajahan Belanda, Gorontalo berbentuk kerajaan yang di atur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan kerajaan tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang di sebut “Pohala’a ” dan terbagi menjadi 5 Pohala’a. Pohala’a tersebut di antaranya Pohala’a Gorontalo, Pohala’a limboto,Pohala’a Suwawa dan Pohala’a Atinggola.

Mantan ketua PGRI Gorut itu sedikit mengisahkan pada masa kerajaan saat itu, kedudukan Seorang Kepala Desa atau Ta uda’a Memiliki peran penting dengan wewenang yang sangat tinggi, para Kades memiliki Dewan Musyawarah yang di kenal dengan ” Bate ” nah Bate ini di daulat dengan tiga pungsi Mengangkat Raja, Memberhentikan Raja dan Membuat semua aturan atau regulasi yang harus di patuhi oleh Raja.

Di jaman kerajaan Gorontalo sangat terikat dengan nilai nilai adat, ahlak dan hubungan kekeluargaan selalu di Tanamkan guna menjaga kerukunan sesama.

Adat Gorontalo sangat berbeda dengan adat di Daerah lain, sebab sebelum syiar islam di Gorontalo adat adat Kerajaan Gorontalo menyerupai syariat islam sehingganya Ketika Islam masuk ke Gorontalo, Masyaraktnya sangat dengan mudah menerima dan memeluk islam. Untuk itu wajib warga Gorontalo memaknai serta mengimplementasikan ” Adat Bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah.

Menurut Akademisi itu di era 2020 ini wajib bagi semua kepala desa benar benar memahami dan memaknai pilosofi seorang pemimpin, ” Substansi seorang pemimpin harus mampu menterjemahkan nilai nilai dasar kepemimpinan untuk memenejerial sebuah lembaga secara progresif sembari memperhatikan Perspektif setiap Masukan masukan agar pengambilan satu keputusan tidak menitikberatkan pada satu persoalan dengan selalu mengambil jalan tengah ketika ada alur pemikiran besebrangan.

Lebih jauh Thariq mengingatkan seluruh kades pentingnya menjaga ahlak dan perilaku, dalam sejarah kerajaan Gorontalo dikenal dengan adat, adab yang tinggi, selalu menjaga nilai nilai adat, menghargai orang lain, dan tetap melestarikan budaya Gorontalo.

“Dalam Materinya Thariq menjelaskan kepala Desa untuk memperhatikan Koridor hukum, jangan Jolim, bersikaplah adil, tegas, khususnya ahlak dalam berperilaku agar supaya kewibawaan seorang pemimpin akan terjaga, serta menjaga sopan santun terhadap siapa saja,”pungkasnya.(Adv/MM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here