Bagian Pertama
Oleh :
Ali Mobiliu
Pemred Swara Gemilang
Selama 10 bulan lebih kepemimpinan NDH di Kab. Gorontalo, (dilantik 17 Februari 2021), terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan rujukan untuk memotret sejauhmana kinerja, capaian dan dinamika pemerintahan dan kepemimpinan Nelson dan Hendra Hemeto di Kab. Gorontalo.
Paparan terkait hal itu, sangat penting, sebagai bahan evaluasi akhir tahun untuk memasuki babak baru di tahun baru 2022 yang tinggal beberapa hari lagi.
Berbicara tentang kinerja dan capaian pemerintahan NDH di dari Februari-Desember 2021,, terdapat 2 aspek yang mengemuka, yakni ; Pertama, penuntasan program Gemilang periode pertama pemerintahan Prof. Nelson Pomalingo yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 dan Kedua, merancang dan mempersiapkan fondasi pelaksanaan program NDH Gemilang Mandiri 2 X Lebih baik yang juga telah dituangkan dalam RPJMD periode 2021-2026 yang efektif akan dijabarkan melalui programnya secara bertahap mulai tahun 2022 mendatang.
Hal itu mengindikasikan bahwa program yang dilaksanakan selama 10 bulan terakhir pemerintahan NDH adalah perampungan program lanjutan periode pertama yang disusun berdasarkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.
Hal itu berlaku secara nasional pada pemerintahan daerah di manapun di seluruh Indonesia, tidak hanya di Kab. Gorontalo saja.
Oleh karena itu, indikator penting keberhasilan kepemimpinan atau pemerintahan yang baru dilantik di daerah manapun adalah ; penyusunan RPJMD yang tepat waktu, penjabaran APBD tahun berikutnya yang selaras dengan semangat RPJMD yang baru disusun, bagaimana meningkatkan kualitas layanan masyarakat dan bagaimana stabilitas pemerintahan, terutama stabilitas ekonomi daerah yang tetap kondusif.
Patut diapresiasi, Kab. Gorontalo dalam 10 bulan terakhir ini, mampu menunjukkan performance yang baik, sehingga indikator-indikator keberhasilan itu, mampu dimanifestasikan secara elegan, kendati tidak dapat dipungkiri terdapat juga beberapa catatan kecil yang patut dikoreksi ke depan.
Adapun asumsi-asumsi lainnya sebagai indikator, semisal angka kemiskinan, indeks kesejahteraan masyarakat atau arus investasi ke daerah, masih sangat prematur untuk dijadikan sebagai indikator keberhasilan pemerintahan yang baru berjalan 10 bulan.
Dari berbagai indikator tersebut di atas, maka terdapat sekelumit optimisme, bahwa ke depan program Gemilang 2XLebih Baik mampu dijabarkan secara progresif.
Optimisme tersebut didasarkan pada beberapa indikator yang menggejala dalam 10 bulan terakhir ini, diantaranya adalah ;
Pertama, terjalinnya harmonisasi kepemimpinan Bupati Prof. Nelson Pomalingo dan Hendra Hemeto yang saling mendukung dan menunjang, tidak ada gejala “pecah kongsi”, meski ada beberapa media yang sempat memberitakan keduanya mulai tidak ada keharmonisan, namun ternyata tudingan itu hanya sekadar ekspresi yang berdasarkan “perasaan” semata dari beberapa pihak bukan menjadi sebuah fakta. Buktinya, sampai dengan detik ini, keduanya tetap akur, harmonis, seirama, sejalan dan seiring, saling menunjang dan mengisi penuh dengan keakraban.
Demikian juga, keharmonisan Ekesekutif dan lembaga Legislatif, juga tetap terjalin dengan baik. Meski ada riak-riak kecil yang sering mencuat, tapi hal itu merupakan sesuatu yang lumrah terjadi, sebuah dinamika pemerintahan yang biasa menggejala di alam demokrasi yang menganut paham trias politika.
Kedua, dalam menjalankan roda pemerintahannya, antara Bupati Prof. Nelson dan Wakil Bupati Hendra Hemeto, memiliki semangat yang sama membangun Kab. Gorontalo berbasis “Kolaborasi”. Prinsip membangun yang tidak semata-mata mengandalkan APBD, merupakan sebuah tuntutan pemerintahan ideal.
Dengan begitu, prinsip membangun pemerintahan berbasis “Kolaborasi” yang dianut dan diterapkan Pemerintahan Nelson-Hendra sangat tepat dan strategi, karena mampu mendorong keterlibatan, peran dan partisipasi stakeholder dalam proses pembangunan. Dalam konteks ini, pemerinthan Nelson Hendra sejauh ini sudah berada di jalur yang benar menuju terminal Gemilang 2X Lebih Baik.
Ketiga, Pemerintahan NDH, sejauh ini mampu menggalang semangat soliditas aparatur pemerintahan, yang tidak hanya memiliki etos kerja yang tinggi dan layanan prima kepada masyarakat, tapi juga tumbuh iklim kerja yang bersinergi. Hal itu sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien.
Keempat, sejauh ini Pemerintahan NDH mampu memperlihatkan performance kepemimpinan yang responsif, antisipatif bahkan boleh disebut sangat cekatan dalam merespon berbagai persoalan yang muncul di masyarakat, seperti musibah banjir dan sebagainya, termasuk yang menyita perhatian pemerintahan NDH adalah persoalan Pandemi Covid-19 dan program Vaksinasi.
Atas perhatian yang besar itulah, maka tidak mengherankan jika dalam 10 bulan terakhir ini, Pandemi Covid-19 di Kab. Gorontalo cukup terkendali, tidak ada gejolak, baik dalam penerapan Protokol kesehatan maupun penanganan penderita Covid-19, termasuk dampak Pandemi di masyarakat yang secara umum tertangani dengan baik.
Demikian juga dengan program vaksinasi di daerah ini yang berjalan lancar dengan tingkat partisipasi masyarakat hingga Desember 2021 sudah melampui target nasional 70 persen.
Kelima, Salah satu keunggulan pemerintahan Prof. Nelson sejak periode pertama hingga terus berlangsung pada tahun pertama periode kedua ini, adalah semangat mendorong tumbuhnya investasi di Kab. Gorontalo. Tumbuhnya iklim investasi merupakan modal dasar bagi terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan masyarakat melalui kesempatan kerja yang semakin terbuka. Itulah sebabnya, Presiden Jokowi pada awal pemerintahannya senantiasa mengharapkan Pemerintah Daerah mendorong tumbuhnya iklim investasi yang kondusif. Patut diapresiasi, Pemerintahan Prof. Nelson dalam kurun 6 tahun memimpin Kab. Gorontalo mampu menarik masuknya investasi yang terbilang fantastis dari Rp.150 milyar tahun 2016 meningkat menjadi Rp. 3, 6 trilyun pada 2020.
Keenam, dalam 10 bulan terakhir ini, pemerintahan NDH mencanangkan beberapa program yang bersifat monumental, diantaranya rehabilitasi Shopping Center, relokasi Polres Gorontalo sekaligus menghadirkan solusi agar gedung DPRD di Kel.Pone Limboto yang terbengkalai itu menjadi bernilai. Selain itu, Pemerintah Kab. Gorontalo dalam 10 bulan terakhir merealisasikan program penataan ibukota dengan terlebih dahulu mulai merintis perbaikan jalan di kawasan ibukota Limboto.
Selain itu, salah satu program yang mendapat apresiasi dari musisi dan seniman Gorontalo, adalah pembangunan Gedung Kesenian Gorontalo yang dicanangkan Pemerintahan NDH. Gedung Kesenian yang dibangun di kompleks Taman Budaya Limboto ini, selain menjadi bukti konsistensi Pemerintah Kab. Gorontalo membangun daerah ini dengan 3 pilar, yakni agama, ilmu dan budaya, juga mengukuhkan eksistensi Taman Budaya Limboto sebagai potret Gorontalo yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya.
Dengan begitu, kelak Taman Budaya Limboto, ditunjang oleh kehadiran Bandtayo Poboide, Gedung Kesenian dan Kantor Pusat Informasi (Pusi) Gorontalo yang saat ini sudah terdapat Pojok Baca Digital.
Jika mengamati secara seksama perihal semangat dan performance pemerintahan NDH dalam rentang 10 bulan terakhir ini, terdapat kesan yang mendalam bahwa ada “semangat membangun yang tinggi” dalam benak dan tekad Bupati Prof. Nelson dan Hendra Hemeto.
Kedua tokoh pemimpin ini, tidak hanya menghadirkan iklim pemerintahan yang berpihak pada kepentingan dan masa depan Kab. Gorontalo, juga mengemban visi mewujudkan Kab. Gorontalo sebagai “Kiblat” kemajuan dan peradaban Gorontalo.
Bupati Prof. Nelson sangat paham betul tentang eksistensi Kab. Gorontalo yang secara administratif pemerintahan sebagai “Lipu Lo Mongodulaa”, atau orang tua yang telah melahirkan daerah lain di Provinsi Gorontalo.
Dalam benak Bupati Prof. Nelson tertanam tekad bahwa Kab. Gorontalo selayaknya tampil sebagai spirit kemajuan yang mampu menjadi pelopor peradaban di Gorontalo.
Bukti terhadap hal itu adalah, pelaksanaan Silaturahim Nasional (Silatnas) III pada akhir Juni 2021 lalu, yang tercetus dari Kab. Gorontalo dengan agenda utama membahas dan merancang kemajuan Gorontalo menuju Gorontalo Emas 2045.
Walhasil, kegiatan ini tidak hanya mengundang perhatian dari tokoh-tokoh Gorontalo dari seluruh Indonesia, tapi juga menjadi “Inspirasi Gorontalo” bahwa daerah ini harus bangkit, menyongsong Indonesia Emas.
Yang menarik, jika Indonesia Emas tengah dirancang di Jakarta dengan tokoh utamanya Suharso Monoarfa berdarah Gorontalo, maka dalam skala Daerah, Bupati Prof. Nelson Pomalingo tampil mempersembahkan gagasan Gorontalo Emas untuk Indonesia.
Masyarakat Kab. Gorontalo dalam konteks ini, patut berbangga bahwa gagasan Gorontalo Emas 2045 tercetus dari Limboto. Patut berbangga karena dari 34 Provinsi di Indonesia, Gorontalo yang pertama dan satu-satunya yang sudah merespon dan mengambil sikap serta ancang-ancang untuk Indonesia Emas. Gorontalo Emas seakan menjadi spirit yang membangunkan ruang kesadaran kolektif daerah-daerah di Indonesia bahwa dalam 20 tahun ke depan, ada sesuatu yang harus dirancang, digagas dan dipersiapkan agat bonus demografi 2045 benar-benar menjadi bonus bukan menjadi bumerang Indonesia.(Bersambung)