Oleh :
Ali MobiliU
Pemimpin Redaksi barometernewsgo.com
Sejak menjabat dari tahun 2012, Gubernur Rusli Habibie, secara khusus menaruh perhatian yang besar terhadap nasib pelajar dan mahasiswa Gorontalo yang tengah studi di luar daerah. Hal ini merupakan salah satu bagian dari program unggulan Pemerintah Provinsi dalam membangun, mengembangkan dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Gorontalo yang unggul dan berdaya saing di masa mendatang.
Buktinya dapat dilihat dari perhatian Pemerintahan Rsuli Habibie terhadap perbaikan dan pembenahan Asrama Mahasiswa Gorontalo di luar daerah. Yang paling teranyar adalah Renovasi Asrama Mahasiwa Beringin Manado yang diresmikan pemanfaatannya oleh Wakil Gubernur Idris Rahim pada Rabu 16 Desember 2020 dan renovasi Asrama Mahasiswa Wonocatur Jokyakarta yang diresmikan langsung oleh Gubernur Gorontalo, pada Jum’at 18 Desmber 2020 lalu. Sebelum direnovasi, kedua Asrama ini memang kondisinya sangat memprihatinkan. Kini dan seterusnya, setelah direnovasi, para penghuni asrama sudah bisa tersenyum sumringah.
Sebelumnya, masih di era kepemimpinan Rusli Habibie, Pemerintah Provinsi melakukan pembenahan Asrama Mahasiswa Gorontalo di Salemba Tengah Jakarta Pusat dan pembangunan Asrama Mahasiswa Gorontalo di Lenteng Agung Jakarta Selatan pada 2013. Yang menggembirakan lagi, dalam waktu dekat ini, Gubernur Rusli Habibie berencana akan segera memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan Asrama Mahasiswa Putera (Aspura) di jalan Cukang Kawung Nomor 31 Bandung dan Asrama Mahasiswa Putri yang berlokasi di Jalan Setiabudi Bandung. Menurut Gubernur RH, kondisi kedua asrama ini memang sangat mendesak untuk diseriusi. Apalagi dalam pengelolaannya selama ini, hanya dikelola oleh sebuah Yayasan yang berada di bawah naungan Himpunan Warga Gorontalo (HWG) Bandung yang konon kabarnya sudah tidak aktif lagi.
Tidak hanya itu saja, untuk kepentingan jangka panjang, Gubernur Rusli Habibie, sebagaimana terungkap dalam diskusi Group WatsApp IKA HPMIG Bandung, akan berupaya untuk segera mengusulkan dan menerbitkan regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) yang nantinya akan menjadi rujukan bagi Pemerintah Provinsi dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan penatakelolaan Asrama Mahasiwa Gorontalo di luar daerah. Hal itu penting, karena Asrama Mahasiswa Gorontalo yang ada di luar daerah cukup banyak dan sebagian besar masih membutuhkan penanganan dan perhatian khusus. Diantaranya yang masih perlu mendapat perhatian, adalah Asrama Mahasiswa Gorontalo di Surabaya, Bogor, Makassar dan Asrama Mahasiswa Gorontalo di Palu Sulawesi Tengah.
Jika ditelaah, komitmen Gubernur Rusli Habibie yang menaruh perhatian besar pada kalangan pelajar-mahasiswa, lebih khusus lagi perhatian terhadap nasib dan masa depan Asrama Mahasiswa Gorontalo di luar daerah, didorong dan dilandasi oleh 3 faktor penting, yakni, Pertama, Faktor Sejarah ; Gubernur Rusli Habibie menyadari betul, bahwa HPMIG sebagai wadah pemersatu pelajar dan Mahasiwa Indonesia-Gorontalo, memiliki andil yang sangat besar terhadap perjuangan pembentukan Provinsi Gorontalo. Tahun 1998, saat euforia reformasi bergulir, organisasi pertama yang menyuarakan dan merekomendasikan pembentukan Provinsi Gorontalo adalah HPMIG.
Selain itu, dalam sejarah perjalanan Gorontalo, HPMIG melahirkan kader-kader pemimpin Gorontalo sepanjang masa. Boleh disebut, HPMIG adalah pelopor perubahan di Gorontalo. Bahkan di era tahun 1920-an meski HPMIG belum lahir, namun para pemuda pelajar dan mahasiswa perantauan, menjadi penentu sejarah di Gorontalo, sebutlah misalnya, Pahlawan Nasional Nani Wartabone yang memproklamirkan kemerdekaan Gorontalo tahun 1942, adalah alumni Pelajar dari Surabaya. Demikian juga, HB Yasin, Jus Badudu, Jhon Ario Katili, H. Aloei Saboe, H. Piola Isa, Alwi Abdul Djalil Habibie (ayah kandung mantan Presiden BJ Habibie), H. Yusuf Halalutu, Ketua DPRD-GR Kota Gorontalo di era tahun 1960-an, Hasan Abas Nusi, mantan Walikota Gorontalo dan masih banyak lagi tokoh-tokoh pemimpin di Gorontalo dan juga nasional, sebagian besar pada masa muda mereka, merantau dan mengenyam pendidikan di luar daerah. Spirit pemuda-pelajar dan mahasiwa perantauan, sebagai pelopor perubahan inilah yang menggelayut dalam benak seorang Gubernur RH sehingga memberi porsi perhatian terhadap HPMIG.
Kedua, Faktor Masa Depan Gorontalo. Gubernur RH menyadari betul, bahwa pendidikan di luar daerah, terutama di Pulau Jawa harus diakui selangkah lebih maju dari Gorontalo. Oleh karena itu, keberadaan pelajar dan mahasiswa di luar Gorontalo sangat penting bagi masa depan daerah ini. Kelak diharapkan, setelah pulang ke kampung halamannya, para pelajar dan mahasiswa Gorontalo dapat menjadi pelopor bagi kemajuan dan masa depan Gorontalo yang lebih baik. Itulah visi yang dapat dimaknai yang bergelayut dalam benak seorang Gubernur RH yang patut diapresiasi.
Ketiga, Faktor pengalaman pribadi RH
sebagai spirit. Gubernur Rusli Habibie pernah menjadi anak Asrama Mahasiwa
Gorontalo yang berlokasi di Jalan Cihampelas No. 88 Bandung di era tahun
1980-an. Meski Asrama yang dikenal dengan AMIGO Bandung itu, sekarang tidak
berbekas lagi, karena lokasinya sudah dilintasi oleh Jalan Tol Pasopati
Bandung, namun suka-duka tinggal di Asrama mahasiswa selama bertahun-tahun masih
menyimpan sejuta kenangan indah yang tak akan terlupakan dalam hidpunya.
Apalagi, ketika itu, Rusli Habibie muda, pernah menjadi Ketua Asrama dan pernah juga dipercaya menjadi Ketua HPMIG Bandung. Tidak heran, meski sudah menjadi pejabat di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) tahun 1990-an, Rusli Habibie tetap meluangkan waktunya untuk datang berkunjung ke Asrama, bercengkarama sembari memberi semangat, motivasi dan membimbing yunior-yuniornya yang masih tinggal di Asrama ketika itu. Bahkan terkadang, memfasilitasi agenda-agenda kegiatan kemahasiswaan dan kelangsungan akademik yunio-yuniornya.
Paling tidak, itulah instrumen yang mendasari semangat, tekad dan komitmen Gubernur Rusli Habibie yang menaruh kepedulian terhadap keberadaan Asrama Mahasiswa di luar daerah yang akhir-akhir ini menyita perhatian dan diapresiasi masyarakat. (AM).