GORONTALO (barometernewsgo.com)-Selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Gorontalo dan Ketua Dewan Pembina Presidium Nasional (The Presnas Center) Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap kondisi bangsa akhir-akhir ini yang cukup meresahkan dan mulai menuai perhatian dunia internasional.
Apalagi pergerakan massa, baik di Jakarta dan di daerah-daerah lain di Indonesia yang mulai mengarah pada tindakan pengrusakan fasilitas umum dan fasilitas pemerintahan serta ruang privat warga yang menjurus pada perilaku anarkisme.
Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius, maka fenomena ini, tidak hanya mendekonstruksi wibawa Indonesia sebagai negara besar yang menganut paham demokrasi Pancasila, tapi juga dapat mencederai sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, Prof. Nelson yang dikenal sebagai sang Deklarator Provinsi Gorontalo ini, menyampaikan pokok-pokok pikiran kepada seluruh pimpinan dan elit daerah serta masyarakat, khususnya pada seluruh adik-adik mahasiswa Gorontalo, untuk tetap menjunjung tinggi semangat persatuan, kebersamaan dan persaudaraan melalui prinsip “Buhuta Waw Walama” sebagaimana yang telah diwariskan oleh leluhur Gorontalo.
Semangat untuk menjaga daerah ini tetap damai dan kondusif tersebut, sangat penting menjadi rujukan seluruh elemen, dalam kerangka menjaga citra dan nama baik Gorontalo sebagai Daerah adat dan daerah yang berjuluk Serambi Madinah yang dikenal sangat kental dengan nilai-nilai kearifan budayanya.
Melalui releasenya, Senin (1/9), mantan Bupati Gorontalo 2 periode ini menyampaikan beberapa point penting yang menjadi rujukan bersama, diantaranya :
- Seluruh pemimpin dan tokoh daerah bersatu untuk membangun dan mengayomi rakyat,
- Menghindari perilaku hidup hedonis dan bermewah-mewahan ditengah kehidupan rakyat yang masih dihimpit oleh berbagai kesulitan hidup.
- Pemerintah daerah hendaknya melahirkan kebijakan yang berpihak pada masyarakat,bukan kebijakan yang kian memberatkan dan membebani kehidupan rakyat seperti kenaikan pajak.
- Menerima dan merespon dengan baik, bila ada aspirasi masyarakat termasuk dalam bentuk aksi unjuk rasa dan menindaklanjuti secara proposional dan profesional berbagai aspirasi masyarakat tersebut secara elegan.
- Bagi kelompok masyarakat termasuk mahasiswa dapat melakukan aksi secara konstruktif. Jika perlu segala aspirasi yang yang hendak diperjuangkan tidak hanya disampaikan secara lisan dalam bentuk orasi, tapi juga diajukan dan disampaikan secara tertulis sehingga apa yang diaspirasikan tersebut, dapat terus dikawal hingga tuntas. Selain itu, aksi unjuk rasa dilakukan secara tertib, tidak anarkis dan perlu diwaspadai adanya upaya penyusupan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang dapat mencederai suara mahasiswa yang dengan penuh idealisme memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat banyak
- Kepada aparat keamanan dimohon untuk senantiasa menjaga dan mengayomi rakyat sehingga proses penyampaian aspirasi masyarakat dapat berlangsung secara kondusif.
- Kepada semua komponen masyarakat, hendaknya tetap menjaga daerah Lipu Lo Hulontalo tercinta dan bangsa ini tetap aman, damai dan tertib. Jika ada yang tidak benar, marilah kita perbaiki, jangan sampai menambah kerusakan dengan melakukan tindakan anarkis berupa pengrusakan fasilitas-fasilitas umum yang justru merugikan kita semua.
Di penghujung penyampaiannya, Prof. Nelson menitipkan salam persatuan untuk seluruh masyarakat Gorontalo di Bumi Serambi Madinah, seraya berdoa, semoga Indonesia dapat melewati ujian ini dan kita segenap rakyat tetap optimis menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik lagi. (***).