“The Arrogance”

278
0

GORONTALO (barometernewsgo com)-Dalam sejarah kepemimpinan di dunia ini, sikap arogansi mengacu pada gaya atau style kepemimpinan yang ditandai dengan keangkuhan dan cita rasa superioritas yang berlebihan.

Hal itu dikemukakan aktivis perempuan Gorontalo, Alia Sidik menanggapi fenomena munculnya kepemimpinan Kepala Daerah saat ini yang cenderung jauh dari nurani yang menggejala, tidak hanya dalam tataran nasional, tetapi juga dalam ranah lokal Gorontalo.

Menurutnya, wajah kepemimpinan Kepala Daerah yang arogan cenderung abai atau acuh tak acuh dengan saran dan masukan konstruktif dari orang lain, mengambil keputusan sepihak tanpa perduli dengan kepentingan yang lebih luas, kurang memiliki empati.

Bahkan kepemimpinan arogan sangat terlihat dari ciri-ciri khusus, mulai dari kepiawiannya dalam merekayasa, merancang dan melakukan setting dengan menggerakkan orang lain, mempengaruhi orang lain dengan cara yang hening, seakan ia tidak terlibat dan dengan mudah “mencuci tangan” bahwa ia pemimpin yang bersih dan tidak memiliki dosa.

Kepemimpinan arogan, ungkap Ketua LSM Gapura yang bergerak di bidang pemberdayaan, advokasi dan perlindungan perempuan jni, berpotensi merusak demokrasi karena ambisi kekuasaannya dikemas dengan sangat apik, melakukan intervensi-intervensi politik dengan senyap.

” Hal itu dapat berdampak negatif pada organisasi, seperti menurunnya moral karyawan, konflik internal, dan pengambilan keputusan yang buruk” tandasnya kepada awak media ini, Kamis (26/6).

Dijelaskannya, fenomena itu akan menjadi preseden buruk, dengan munculnya gelagat, dimana anak buahnya atau kadernya cenderung bermain secara kasar dengan melangkahi aturan normatif yang berlaku.

Selain itu, menjadi preseden buruk yang semakin menumbuhkan budaya organisasi yang tidak sehat, menyuburkan sikap pragmatisme dan kian memberi ruang mencuatnya mentalitas “Tutuhiya” yang berpotensi merusak tatanan yang ideal

Sejatinya ujar sosok aktivis yang menjabat Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Gorontalo ini, bahwa untuk memperkuat basis politik bagi seorang Kepala Daerah, adalah dengan menunjukkan prestasi dan kinerja yang baik demi mendapatkan kepercayaan rakyat.

Bukan malah sebaliknya dengan membangun sikap arogansi yang tidak mendidik. (***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here