KABGOR (barometernewsgo.com)-Sekretaris Daerah (Sekda) Dr. Roni Sampir secara resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) membahas tradisi Molubingo (khitanan bagi perempuan) dan Moluna (khitan laki-laki).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Gorontalo, Sabtu (03/2/2024). Pelaksanaan FGD itu sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Lahir Nahdatul Ulama (NU) yang ke-101.
Dalam sambutannya, Sekda Roni mengucapkan selamat Hari Lahir bagi NU yang ke-101, ia berharap bahwa dengan prinsip dasar, nilai, dan jati diri yang baik, NU terus meningkatkan pengabdian dan peranannya dalam membangun bangsa.
Roni menekankan pentingnya melestarikan tradisi Molubingo dan Moluna yang mulai tenggelam oleh perkembangan zaman. Menurutnya, padahal tradisi tersebut memiliki nilai penting dalam mempersatukan dan memperkuat identitas kelompok dan menjadi simbol kebersamaan.
“Pemerintah daerah mengapresiasi kepada panitia penyelenggara atas pelaksanaan kegiatan ini, karena tradisi-tradisi ini memiliki peran vital yang harus dilestarikan,” ujar Roni.
Dia juga mencatat bahwa nilai-nilai kebudayaan dan tradisi mulai tergerus oleh zaman, sehingga perlu mengajak berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademis, lembaga pendidikan, penelitian, serta tokoh budaya, adat, dan agama untuk berkolaborasi menjadikan kebudayaan sebagai pondasi karakter bangsa.
“Pemerintah Daerah berkomitmen mewujudkan masyarakat Kabupaten Gorontalo Madani, dengan tetap melaksanakan kegiatan bersifat religi, adat, dan budaya. Persatuan dan kedamaian terus terpupuk dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Di kesempatan sama, Ketua Pimpinan Cabang NU Kabupaten Gorontalo, Arianto Mopangga mengatakan, kegiatan FGD Tradisi Molubingo dan Moluna menjadi bagian dari rangkaian perayaan Harlah NU ke-101.
“Termasuk kegiatan lain seperti Lailatul Ijtima dan pelatihan pemandian jenazah yang mulai diselenggarakan pada tanggal 27 Januari 2024,” ungkapnya.(BMW-05)
