Bagian Kedua (Tamat)
Oleh :
Ali Mobiliu
Pemred Swara Gemilang
Pada bagian pertama telah dijelaskan, bahwa salah satu sumber optimisme yang merebak, bahwa Kab. Gorontalo ke depan akan tampil 2 X Lebih baik, adalah performance pemerintahan NDH dalam rentang 10 bulan terakhir ini, yang mampu memperlihatkan “semangat membangun yang tinggi”
Hal itu terlihat dari berbagai program dan kebijakan yang bertumpu pada pembangunan infrastruktur dan program pemberdayaan masyarakat yang menembus hingga ke tataran masyarakat di pelosok desa yang tetap diupayakan, kendati masih dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Artinya, konsep pembangunan dan program pemberdayaan masyarakat di Kab. Gorontalo dilaksanakan secara berkelanjutan dengan sentuhan inovasi-inovasi baru yang lebih menggebrak.
Hal itu tidak terlepas dari kolaborasi antara kepemimpinan Prof. Nelson sebagai akademisi yang memiliki perspektif keilmuan, dengan jiwa kewirausahaan yang melekat kuat dalam diri Hendra Hemeto.
Secara langsung atau tidak langsung, karakter kedua pemimpin ini sangat berpengaruh besar terhadap ritme dan nuansa pemerintahan NDH.
Hal itu terlihat dari gaya kepemimpinan Bupati Prof. Nelson yang selama ini tidak hanya berbicara tentang program dan kebijakannya saja, tapi juga senantiasa memberikan secercah nilai yang berbasis pada keilmuan, membimbing dan mengarahkan, menginspirasi bahkan memberikan dorongan untuk menggerakkan setiap individu dan organisasi serta kelembagaan untuk mengurai solusi mengatasi berbagai tantangan menjadi peluang.
Jika mencermati gaya kepemimpinannya dan apa yang disampaikan Bupati Prof. Nelson dalam setiap pertemuannya dengan elemen masyarakat, terbersit sebuah kesan dan pesan yang tersirat bahwa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, tidak semata ditentukan oleh kebijakan dan program pemerintah, tapi yang lebih utama dan sangat menentukan adalah pola pikir, mindset dan gaya hidup individu-individu masyarakat dan keluarga.
Itulah sebabnya dalam setiap kegiatan di manapun, Bupati Prof. Nelson mencerminkan dirinua sebagai guru sejati yang selalu memberikan dan membekali masyarakatnya dengan nilai-nilai hidup dan keilmuan yang menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi masyarakat untuk bergerak dan berikhtiar menggapai kehidupan yang lebih baik.
Itulah salah satu sisi kelebihan dan nilai plus dari sebuah daerah yang dipimpin oleh seorang akademisi, yakni terdapat sekelumit keilmuan yang bersifat “menuntun” dan membimbing masyarakat untuk bangkit.
Hal itu relevan dengan teori yang mengatakan “dirimu saat ini menggambarkan pola pikirmu”. Artinya, kesuksesan dan kemajuan seseorang sangat ditentukan oleh kualitas pikiran, kualitas emosi dan kualitas spiritual. Adapun berbagai fasilitas yang bersumber dari kebijakan pemerintah hanyalah penunjang, bukan menjadi sebuah kemutlakan.
Banyak contoh dan fenomena kehidupan ini yang menjadi bukti terhadap teori itu.
Karakter kepemimpinan yang tercermin dan teraktualisasikan secara konkrit dari sosok Bupati Prof. Nelson sejalan dengan konsep kepemimpinan ideal, bahwa pemimpin itu bukan memberi materi tapi membawa harapan, optimisme, membimbing dan menuntun rakyat yang dipimpinnya dengan memberi bobot dan muatan pikiran yang memiliki daya dorong agar masyarakat yang dipimpinnya bergerak untuk berubah, berbuat dan bertindak dengan cerdas.
Karakter kepemimpinan yang menginspirasi dan menggerakkan merupakan titik sentral dari sebuah kompetensi kepemimpinan unggul.
Kepemimpinan ideal adalah kepemimpinan yang menuntun mentransformasikan nilai yang bersumber dari pikiran, hati dan pengalaman yang bergerak ke luar untuk melayani mereka yang dipimpin, dalam hal ini melayani kepentingan publik.
Berdasarkan analisis John H. Zenger dan Joseph Folkman, kompetensi kepemimpinan unggul dikelompokkan dalam lima klaster, yakni karakter, kemampuan personal, keahlian interpersonal, fokus pada hasil, dan memimpin perubahan organisasi.
Lima kompetensi tersebut berfungsi sebagai tiang penyangga dan pengungkit kepemimpinan ke level lebih tinggi yang unggul, dengan titik sentralnya karakter.
Kepemimpinan yang melayani adalah ciri kepemimpinan yang mendidik, bukan mendikte dan kepemimpinan yang mencerahkan bukan mencerca.
Gaya kepemimpinan Bupati Prof. Nelson yang teraktualisasikan selama ini dengan berbagai ide dan gagasan baru yang berbasis keilmuan, mencerminkan satu hal bahwa Bupati Prof. Nelson sadar bahwa rakyat yang dipimpinnya adalah deretan manusia yang memiliki harkat dan martabat sebagai makhluk sosial yang dianugerahi alam berpikir yang luas.
Dengan kata lain, kepemimpinan Prof. Nelson mencerminkan kepemimpinan melayani, tidak hanya mencanangkan program, memberikan bantuan, memberdayakan masyarakat, tapi juga mengisi alam berpikir masyarakat yang konstruktif.
Gaya kepemimpinan melayani, membimbing, menuntun dan mengarahkan dengan titik sasaran pada memberi muatan alam pikir yang konstruktif dan teoritis semakin mengkristal degan konstruksi kepemimpinan Wakil Bupati Hendra Hemeto sebagai praktisi yang menguasai Medan usaha sebagai ladang mayoritas publik di daerah ini.
Oleh karena itu, program Gemilang Mandiri 2X Lebih Baik, tidak hanya dimaknai dari aspek capaian pembangunan infrastruktur misalnya, tapi lebih dari itu, kemajuan yang hendak dicapai adalah meningkatnya kesadaran kolektif masyarakat untuk bergandengan tangan, mengurai tantangan dengan melakukan perubahan paradigma berpikir yang konstruktif. Dengan begitu, berbagai resistensi yang menjadi tirai penghalang kemajuan lambat laun akan tereliminir.
Dari konsep dan gaya kepemimpinan Bupati Prof. Nelson dan Wakil Bupati Hendra Hemeto yang menyentuh dua dimensi ruang yang konstruktif, berupa dimensi fisik dan dimensi non fisik yang bertumpu pada keilmuan, budaya dan agama sebagai pilar penopang, maka jargon 2X Lebih baik akan terwujud secara elegan.Selamat menyambut tahun baru 2022. (***)