Gorut Ceria : setelah berpuluh puluh Tahun lamanya Masyarakat Desa Ponelo kecamatan Ponelo Kepulauan Akhirnya Memiliki Bagan . Bagan laut atau alat tangkap ikan Semi moderen berbentuk perahu beratap serta didukung oleh dua Tiang Utama eksis di perairan Ponelo
Konstruksi Bangunan Bagan Perahu terdiri dari 2 tiang utama,tiang utama bagan berpungsi sebagai lilitan tali baja ( kawat Tambera ) berjumlah 30 buah diameter dengan ukuran 1,5 CM berguna untuk memperkokoh stabilitas Bagan. Satu buah Kayu panjang Bulat berpungsi menarik Jaring dengan bantuan Manual , 4 kayu berbentuk Bingkai khusus untuk mengikat pada cincin Jaring , Puluhan Lantai di ambil dari Bambu dan sebagian dari belasan Kayu , secara keseluruhan Bahan Bangunan gagasan Rotansi ini paling mendominasi Kayu pilihan asal Kecamatan tetangga wilayah Barat Gorut. Kelebihan Bagan Perahu Bisa berlabuh dan berpindah tempat atau kembali ke pantai desa ponelo, sengaja dirancang mengelebihi Bangunan Bagan Nelayan kepulauan Pada umumnya, seperti halnya Bagan Malambe dan Tihengo . Bangunan Bagan desa Ponelo panjangnya 17 meter dengan lebar 2 meter sangat nyaman untuk kruh Bagan dalam beristirahat, dilengkapi satu buah Mesin lampu listrik Diesel 24 PK disertai dinamo , serta satu unit perahu besar dengan 2 buah mesin dalam Diesel 24 PK . fasilitas Bagan milik Desa Ponelo ini di rancang sedemikian rupa agar tidak kerepotan ketika sedang mengarungi perairan Kwandang dan sekitarnya, bahkan Bagan ini di ciptakan untuk bisa beroperasi jauh hingga di perairan Perbatasan Provinsi Gorontalo ( Tolinggula ) dan Sulteng ( Palele ) bahkan perairan Manado sekalipun Bagan Ponelo tidak menghawatirkan para kruh dan Nelayan Ponelo. bermanfaat untuk kelangsungan Perekonomian Nelayan Di pulau Ponelo atau kecamatan Ponelo pada umumnya.
Bagan adalah rebutan dan dambaan Masyarakat Nelayan kecamatan Kepulauan Ponelo, siapa saja yang memiliki Bagan pasti ekonominya sudah lumayan bagus dan bisa menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi, akan tetapi di kecamatan Ponelo sendiri yang terdiri 4 desa itu desa Induk Ponelo yang tidak memiliki Bagan, Desa Malambe Otiola dan Desa Tihengo itu banyak didapati puluhan bagan , Desa ponelo saja yang tidak terdapat Bagan.
Sejarah membuktikan Sepanjang regenerasi pulau Ponelo untuk desa Ponelo atau induk kecamatan ini sejak jaman Belanda hingga rejim Indra Thariq , Rotansi lamandara satu satunya penggagas Bagan perahu di Ponelo , ia sukses menjawab mimpi Warga Desa Ponelo dengan menghadirkan Bagan perahu dambaan seluruh Warga 4 desa Di Kecamatan Ponelo
Dalam sejarah lain pernah ada Bagan milik warga pulau Ponelo ( Panja Idu ) tapi sejarah itu masih tarik menarik sebab klaim Bagan enggan menyebutkan apa yang bersangkutan warga Otiola atau Ponelo
Memasuki tahun ke 4 kepemimpinan Rotansi Lamandara pada tahun ke 3 dia menyusun konsep pembangunan Bagan perahu pada akhir 2019, dengan melibatkan Unsur BPD dan Beberapa Tokoh Masyarakat yang paham Bangunan Bagan dirinya tanpa ragu ragu bangkit sembari menggunakan Dana Desa sejumlah 370 juta untuk realisasi Bagan di 2020. Sambil menggunakan potensi SDM sala satu warga Desa Malambe Anwar Hutulo , Kades Ponelo menunjuknya sebagai Teknisi sekaligus perancang Bangunan Bagan. Anwar Hutulo merupakan sala satu Nelayan dari Puluhan warga Malambe yang sangat paham akan pembangunan Bagan, berkat skill dan kemampuan Anwar Hutulo Bagan yang di rencanakan Oleh Rotansi Lamandara sukses dan beroperasi pada 17 Maret 2021, Tak sia sia Rotansi menggagas Pembangunan Bagan sebab di ketahui Bagan bisa mendongkrat pendapatan warga Nelayan dan mampu bersaing dengan Kapal kapal ikan Moderen milik Gentuma raya dan Kapal ikan milik warga Malambe
Meski terbilang memakan ongkos yang begitu fantastis hingga menelan anggaran 370 juta sekian dengan total pemakaian 350 juta bersih dari pajak dan lain lain Bagan andalan Nelayan pesisir Itu tampil dengan gagah dan meyakinkan
Dalam sejarah penduduk Kepulauan Ponelo rata rata Nelayan Desa Ponelo induk masyarakatnya hanya terbiasa dengan perahu pajala , pajala sendiri terbilang unik cara penangkapan ikan dan hanya terfokus pada manual atau kegigihan dan pengalaman nelayan pajala itu sendiri. Pajala paling banyak menguras tenaga namun karena kebiasaan dan ketangguhan para nelayan Pajala mereka menganggap profesi nelayan Pajala adalah tradisi yang patut di pertahankan pendapatannya pun lumayan . Di samping itu sebagian nelayan desa ponelo ada juga pelaut pelaut tangguh atau nelayan pancing tradisional , dan beberapa warga mengambil alih sebagai penampung hasil tangkapan ikan . Dengan beraneka ragam cara nelayan desa Ponelo dalam hal mengadu nasib di laut berhasil menjadikan generasi generasi Ponelo sukses , terbukti di awal pemerintahan Gorut banyak pejabat teras dan pimpinan OPD berasal dari Desa Ponelo Malambe dan Otiola.
“Saya sudah lama berencana untuk membangun Bagan Desa dan alhamdulillah dengan dukungan Dana Desa dan SDM Ponelo juga desa Tetangga Malambe kami berhasil mengoperasikan Bagan Perahu . Saat ini Bagan perahu desain Anwar Hutulo itu perlahan lahan sudah mulai terasa hasil tangkapannya, semoga apa yang kami cita citakan bisa tercapai demi kelangsungan ekonomi Desa Ponelo ” ungkap Rotansi
Penataan dan pengelolaan Bagan akan kami serahkan ke Bumdes , itu sangat tepat jika Bumdes yang mengelola sebab aset desa dititik beratkan pada responsible Bumdes itu sendiri agar di kemudian hari bisa berkembang seperti halnya aset aset lain milik Desa ” tutup Rotansi Saat di temui di kediamannya Desa Ponelo.