POHUWATO POLITIK (barometernewsgo.com)-Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Pohuwato 2020 mendatang, para kandidat bakal calon Bupati dan bakal calon Wakil, baik dari kalangan politisi, akademisi, pengusaha maupun birokrat terus membangun komunikasi politik baik dengan partai politik (parpol) maupun antar sesama kandidat guna membangun poros koalisi menjadi satu paket kandidat.
Salah seorang bakal calon Bupati Pohuwato Ibrahim Bouty 2020-2025 yang mengusung spirit ‘Baru Perubahan’ ini mengatakan bahwa koalisi rakyat yang terbangun tersebut merupakan komitmen dan keterpanggilan politik guna membawa misi perubahan untuk Kabupaten Pohuwato lima tahun ke depan.

Sebagai wujud komitmen politik menyongsong hajatan demokrasi lima tahunan ini, pihaknya telah mengumpulkan foto copy E-KTP kurang lebih 15 ribu sebagai persyaratan untuk dijadikan kendaraan politiknya untuk lima tahun mendatang.
Kandidat bakal calon Bupati, Ibrahim Bouty mengatakan bahwa dalam proses konsolidasi guna menyatukan persepsi, visi, misi dan program untuk perubahan Pohuwato, dirinya menemukan figur birokrat berintegritas dan teruji, yang diyakini mampu menata dan mengelola birokrasi. Namun saat ini bakal cawabupnya belum dibuka walaupun sudah ada dikantongnya.
“Sebagai seorang yang sudah lama bergelut dalam birokrasi, Beliau merupakan figur yang tepat, berkompeten, berintegritas dan menjadi tumpuan harapan dalam mengelola birokrasi. Tentu penataan dan reformasi birokrasi menjadi salah satu pilar penting wajah perubahan di daerah Pohuwato,” ungkapnya.
Rahmat Uge menyampaikan bahwa Ibrahim Bouty yang saat ini pegawai aktif di kementrian Desa dengan bekal pengalaman nasionalnya ini mengaku akan melakukan terobosan yang dilakukannya dengan berkontribusi membangun daerah lewat visi ‘membangun desa, menata kota’.
Rahmat mengharapkan agar dukungan dan partisipasi politik segenap masyarakat Pohuwato menyongsong Pilkada 2020 dapat dimaknai sebagai arah baru menuju perubahan Pohuwato.
“Sebagai salah seorang tokoh yang berkontribusi terhadap pembangunan wilayah kabupaten Pohuwato pertama dimekarkan, tentu rekam jejak (track record) sudah teruji. Dan kini, Ia terpanggil untuk terus berkontribusi dan mengabdi bagi kemajuan dan perubahan Pohuwato. Inilah momentum yang tepat untuk mewujudkan perubahan itu,” katanya.
“Mari kita mendukung dan berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini. Jangan cederai prinsip-prinsip demokrasi sehingga esensi kekuasaan (kepemimpinan) sesungguhnya adalah mandat dan kepercayaan masyarakat Pohuwato,” harapnya.

Sejalan dengan komitmen dan visi politik Ibrahim mengatakan bahwa salah satu tolak ukur perubahan adalah membangun dari desa dan menata kota.
Baginya, pilihan politik untuk ikut bertarung dalam Pilkada Pohuwato bukan soal merebut kekuasaan, melainkan karena keterpanggilan untuk mengabdi.
“Saya datang tidak membawa ambisi (untuk berkuasa, red), melainkan misi untuk mengabdi, membangun Pohuwato ke arah yang lebih baik. Politik adalah jalan pengabdian,” kata Ibrahim yang siap pensiun dini.
Menurutnya, konsep ‘membangun desa menata kota’ berangkat dari potensi lokal yang ada di desa-desa namun belum diberdayakan secara optimal.
“Pendekatan membangun daerah yakni dengan terus bersinergi antara kebijakan pemerintah daerah dengan pemerintah desa guna mengoptimalkan berbagai potensi desa sehingga menyentuh dan menjawab kebutuhan masyarakat. Pendekatan kultural harus terus dibangun untuk merangkul masyarakat dan mendengar aspirasi mereka secara langsung,” katanya.
Ia berkomitmen bahwa jalan pengabdian harus dibuktikan dengan loyalitas dan totalitas untuk menjadi pelayan bagi seluruh rakyat.
“Saya sudah siap untuk kembali ke tanah kelahiran (Pohuwato) dan siap menjadi pelayan untuk semua rakyat jika dipercaya mengemban amanat lima tahun ke depan. Kami sudah siap mewujudkan visi-misi untuk perubahan Pohuwato,” komitnya.